Senin, 15 Juli 2019

Tanda Perdarahan Saat Hamil yang Membahayakan Janin

Perdarahan saat hamil bisa menjadi tanda bahaya bagi janin dalam kandungan. Kenali dan atasi sekarang juga!

Tanda Perdarahan Saat Hamil yang Membahayakan Janin

Perdarahan saat hamil merupakan suatu hal yang bisa saja terjadi. Data menunjukkan bahwa satu dari empat wanita hamil mengalami kondisi ini, di mana sekitar sepertiga di antaranya berakhir mengalami keguguran.

Berangkat dari temuan tersebut, adanya perdarahan abnormal dari vagina saat hamil perlu mendapat perhatian khusus. Ini karena keadaan tersebut dapat menjadi sebuah tanda dari kondisi yang serius, yang bahkan dapat membahayakan kehamilan dan keselamatan janin yang masih berada di dalam kandungan.

Penyebab perdarahan saat hamil


Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan perdarahan saat hamil, di antaranya:

Implantasi
Perdarahan akibat implantasi biasanya muncul sebagai flek ringan, bahkan sering tidak disadari oleh wanita yang mengalaminya. Kondisi ini disebabkan oleh proses tertanamnya janin pada dinding rahim.

Bagi wanita yang mengalami perdarahan dengan ciri-ciri tersebut, jangan khawatir berlebihan. Sebab perdarahan akibat implantasi akan berhenti dengan sendirinya tanpa menimbulkan keluhan yang bermakna.

Keguguran
Keguguran diartikan sebagai terminasi atau berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Kondisi ini biasanya terjadi pada 12 minggu pertama atau trimester pertama kehamilan.

Banyak wanita menyalahkan dirinya saat mengalami keguguran. Padahal mayoritas keguguran tidak diketahui sebab pastinya. Dan, kebanyakan wanita yang pernah mengalami keguguran cenderung tidak mengalaminya lagi di kehamilan berikutnya (tidak berulang).

Perdarahan yang merupakan tanda keguguran biasanya disertai dengan rasa nyeri hebat di area pelvis atau perut bawah. Meski demikian, tak menutup bahwa perdarahan akibat keguguran terjadi tanpa adanya gejala yang berarti.

Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah jenis kehamilan yang terjadi di luar rahim, misalnya di tuba falopi. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan setelah seorang wanita dinyatakan hamil melalui pemeriksaan.

Pada kehamilan ektopik, perdarahan biasanya terjadi pada trimester awal kehamilan. Perdarahan ini terjadi misalnya akibat pecahnya tuba falopi karena tidak mampu menampung pertumbuhan janin dan membutuhkan penanganan darurat segera.

Gangguan plasenta
Gangguan plasenta, seperti letak plasenta terlalu di bawah (plasenta previa) atau plasenta yang terlepas (abrupsio plasenta) dapat menimbulkan perdarahan. Gangguan tersebut dapat memengaruhi proses melahirkan.

Misalnya, pada plasenta previa yang menutupi jalan lahir secara keseluruhan sehingga perlu dilakukan tindakan operasi sectio. Sedangkan pada abrupsio plasenta, kondisinya dapat bervariasi mulai ringan di mana pasien diminta untuk tirah baring total, hingga terlepasnya keseluruhan plasenta yang membutuhkan kelahiran janin segera.

Tanda perdarahan yang berbahaya


Segera pergi ke layanan gawat darurat rumah sakit terdekat jika Anda mengalami satu atau lebih perdarahan dengan tanda sebagai berikut:


  • Perdarahan hebat, misalnya jumlah darah yang keluar sangat banyak atau disertai jaringan-jaringan berukuran besar
  • Nyeri perut hebat yang tidak tertahankan
  • Demam tinggi yang tidak membaik dengan obat penurun demam
  • Pusing hingga penurunan kesadaran atau pingsan
  • Keputihan abnormal dan berbau
  • Perdarahan di trimester kedua dan ketiga kehamilan.


Jika Anda mengalami perdarahan saat hamil, usahakan untuk berpikir jernih dan segera cari pertolongan dengan membawa diri ke klinik atau rumah sakit terdekat. Jangan menyalahkan diri sendiri, karena terjadinya perdarahan tak melulu disebabkan oleh kesalahan sang ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top